Dalam waktu yang relatif singkat berdirilah ratusan gedung atau bangunan serta rumah tinggal yang mewakili berbagai gaya dan arsitektur karya para arsitek Belanda terkenal pada masa itu seperti Prof. C.P.Wolf Shcoemaker, Ir.J.Gerber, A.F.Aalbers, Van Galen Last, Bennink, R.A. De Wall, Ed Cuypers dan arsitek lainnya. Sebagian gedung atau bangunan berarsitektur tempo doeloe itu sampai kini masih berdiri kokoh. Empat Gedung diantaranya yang terawat baik dan sebagian besar masih menampakkan keasliannya adalah Gedung Sate, Gedung Merdeka, Gedung Bank Indonesia (di ujung utara Jalan Braga), dan Villa Isolla (kini Gedung di UPI Bandung).
- Gedung Sate, kini telah dijadikan pusat pemerintahan Pemda Jabar yang mulai dibangun 27 Juli 1920 dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Bangunan yang berlantai dua ini dirancang arsitektur J.Gerber dengan gaya Roman Klasik, tapi menurut para ahli lebih banyak memadukan aliran Moor yang bergaya Spanyol dengan gaya Bali. Bagian atapnya yang bertingkat tiga, mirip meru di Bali, berupa tumpukan piramid dengan jumlah ganjil yang makin ke atas makin kecil. Dan ini dikenal dengan sebutan Gedung Sate karena di puncak atapnya yang terbuat dari sirap terdapat itu terdapat hiasan berupa tusukan sate.
- Gedung Merdeka, terletak di Jalan Asia Afrika mulai terkenal di seluruh Nusantara bahkan di seluruh dunia sejak berlagsungnya peristiwa bersejarah Konferensi Asia Afrika, 18-24 April 1955. Tetapi jauh sebelum itu gedung ini lebih dikenal dengan nama Societeit Concordia (1895), sebagai tempat pesta dan rekreasi para opsir dan pengusaha perkebunan Belanda. Bersama arsitek Van Galenlast, pada 1931 arsitek C.P. Wolf Schoemaker merenovasi bangunan Societeit Concordia yang kini menjadi Museum Asia Afrika.
- Gedung Bank Indonesia, dahulu bernama Javasche-Bank dibangun pada 1931 oleh arsitek Ed Cuypers. Salah satu ciri dari gaya arsitektur gaya Indo-Eropa ini adalah bentuk menara diatas atap gedung Bank Indonesia ini.
- Vila Isolla, gedung ini lebih dikenal dengan nama Gedung Bumi Siliwangi. Gedung milik milyoner Belanda, D. W. Barretty ini dirancang oleh Prof. C. W. Schoemaker pada awal 1930 dan rampung 3 tahun kemudian. Dibangun diatas tanah seluas 30 hektar, gedung ini memiliki 4 lantai yang menyuguhi panorama alam indah bagi penghuninya.
Bangunan kuno dengan perpaduan berbagai gaya arsitektur itu seharusnya mendapat perhatian utama dari Pemerintah Jawa Barat karena aset inilah yang bisa diangkat ke permukaan sebagai daya tarik kota Bandung. Dan bukan tidak mungkin Bandung lebih cepat mendapat julukan sebagai kota "Monumen Arsitektur". Menggantikan julukan Paris van Java, Kota Kembang dan berbagai julukan lainnya yang menggambarkan kebesaran Bandung pada zamannya.
Thank's kunjungannya ke blog aq.... untuk iklan blog ini potensial utk dilirik Google adsense... kayak nya sih
BalasHapussalam on line
Kliatanya dirimu cinta banget sama Bandung :)
BalasHapusKliatanya detail banget ngebahasnya :)
Sampai2 Sejarahnya sate Bandung... ech mnksudku bukan sate makanan tapi Gedung Sate bandung yach :D ckckck ..
Salam :)
hehehhe.... blog na keyennn yaaaa ^o^ jam na bagus! tar ajarin caranya yaaa ehehhe
BalasHapusthx dah mampir ke blog ku ^o^
Kalau misal rumahku besok dibuat bangunan perpaduan Indo-Eropa Bagus ga yach :D ckckck
BalasHapus*Ngimpi diuyu :D ckckck
@Aribicara
BalasHapusWekekekeke..
Kapan tuh terwujud?
;))
Hmm.. enak aja kalo' ngeliat bangunan2 lama kayak gini.
mantafff
BalasHapusdisemarang juga banyak tuh. di kota lama
Gedungnya di Bandung smua...jd bangga sebagai penghuni Bandung ^_^
BalasHapusApalagi Gedung Isola, jd teringat kembali waktu aku n misua foto prewedding di situ.
bangunan kaya gitu harusnya lebih dirawat lagi ya...
BalasHapussayang kalo dirusak dan dijadikan bangunan baru...
hemm.. peninggalan bekas penjajahan yg tak terlupakan..apalagi buat belanda yang 350th setia menjajah dulu..hhe
BalasHapusMembicarakan tentang bangunan bersejarah jd ingat sejarah masa lalu. penuh dengan perjuanggan dan kita sebagai penerusnya hanya berkewajiban untuk meneruskan perjuanggan ini dengan caranya masing-masing tentunya dengan cara yang positip. Semua peninggalan masa lalu yang telah menjadi sejarah harus kita pelihara dan sudah sepantasnya pemerintah lebih sensitif menangani hal ini. Topiknya bagus friend... terus berkarya ya
BalasHapus